Minggu, 18 April 2010

DI BALIK MISTERI ( revisi )

Oleh LAILA ROMDHONINGSIH

“Assalamualaikum….! Ma…Pa…aku pulang!” sambil aku membuka pintu.
Ketika kau parlahan – lahan membuka pintu,aku sontak kaget.

“Ya…ampun…kenapa begini?” ujarku penuh keheranan.

Aku tak tau mengapa ruang tamu rumahku begitu berantakan.
Vas bunga pecah,taplak meja di bawah,kapas–kapas dari bantal pun berhamburan.Bahkan guci kesayangan mama pun tergeletak di bawah.
Ruang tamu yang biasa nampak rapi dan bersih,kini berubah.
Akhirnya aku pun melangkahkan kaki meninggalkan ruang tamu.

“Ma…Pa…Kak...Kak,kalian di mana?”

Berkali–kali kupanggil mereka namun tak satu pun yang menjawab atau pun mendengarnya.

“Sebenarnya pada kemana sih!” kataku kesal.

Aku terus mencari.Semua ruangan sudah kucari,namun hasilnya nihil.

“Tak seperti biasa mereka begini.Biasanya mereka selalu berpesan kepadaku atau Bibi.Oh ya aku lupa, hari ini kan Bibi lagi pulang kampung,” kataku.

Aku berpikir sejenak dan diam.

* * *

“Oh iya…aku kan belum cari mereka di kamar.Coba cari ah!”
lalu aku menuju kamar mama dan papa.
Ketika aku membuka pintu itu, apakah kalian tau apa yang ku temukan?
Aku menemukan darah yang bercucuran di lantai,bahkan tak hanya itu,aku juga melihat darah banyak sekali di kasur. Kamar itupun juga berantakan sekali.
Perlahan – lahan ku mulai mendekati. Aku juga sempat berfikir dirumahku ada perampokann. Tapi aku cuek.

“Ma…Pa…sebenarnya kalian kemana?Apa yang sebenarnya terjadi?” sedikit demi sedikit aku mulai mengeluarkan air mata.

Ku sempat diam sejenak dan befikir.

“Ma…Pa…jangan tinggalin aku sendirian?Aku tak sanggup Ma…Pa…” ujarku.

“Ya…Tuhan lindungilah mama dan papa,serta kakakku.Di mana pun mereka berada,” doaku yang penuh dengan tangis.

Tak lama kemudian,aku mulai berfikir apa yang harus kulakukan saat ini,satu –satunya cara yaitu aku harus telepon polisi.

“Halo,Pak polisi bisa datang ke rumah saya di Jalan Mutiara No.23,tolong Pak sepertinya di sini ada perampokan.”

Aku menelfon Pak polisi agar aku mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Tak lama kemudian,polisi datang, dan segera bertindak.

“Pak polisi sebenarnya apa yang terjadi?” tanyaku ketakutan.

“Setelah kami telusuri kami menemukan bukti–bukti tutup kepala ini.Bisa dipastikan di rumah ini terjadi tindak kriminalitas dan perampokan,” kata pak polisi.

“Maksud Bapak?”

“Ya…bisa dipastikan mereka merampok dan setelah itu mereka membunuh korban dari perampokan tersebut.Supaya dengan mudah mereka menghilangkan jejak,” keterangan dari polisi itu.

“Lalu,bagaimana dengan mama,papa,dan kakak saya, Pak?” tanyaku.

“Kemungkinan besar mereka sudah meninggal. Tapi tenang aja Mbak, kami akan berusaha menemukan jenazah keluarga Mbak. Dan kami akan secepatnya menemukan perampok itu,” kata Pak polisi.

“Apaaa…..?” aku yang seakan – akan tak percaya perkataan itu.Hatiku serasa hancur. Dan lututku jatuh ke lantai.

“Mama…Papa…Kak,mengapa kalian tinggalkan aku secepat ini?” ujarku.

“Baik Mbak kalau gitu kami permisi dulu! Selamat malam.”
Pak polisi itu pun segara meninggalkanku.

* * *


Aku duduk sebentar di ruang TV,tiba–tiba aku serasa ingin kencing,lalu aku menuju kamar mandi.
Setelah selesai kuingin mencuci muka biar agak fresh.
Aku kaget dan tersentak.Tiba – tiba di cermin itu terdapat tulisan dari darah

AWAS HATI – HATI TUNGGU ! TUNGGU ! SESUATU AKAN MENIMPAMU.

Aku sontak kaget dan terdiam agak lama.

“Tidak!Tidak pasti ini hanya mimpi!” kataku.

Perlahan mulai meninggalkan kamar mandi.
Tiba–tiba Pyarrr…..!
Terdengar keras sekali.Aku tak tau suara pecahan apakah itu.
Aku kaget dan tanpa pikir panjang aku lari terbirit–birit.
Ketika aku sedang lari, tiba – tiba muncul makhluk berkain putih dari atas,dan tepat di depan mukaku.
Aku sontak terkaget dan menjerit sekeras-kerasnya.Lalu lari.

* * *

Aku duduk,lalu aku mengambil segelas air putih untuk menghilangkan rasa dahaga di tenggorokan.
Belum sempat aku minumnya,tiba–tiba hpku berbunyi, aku segera mengangkat telepon itu.

“Tunggu…tunggu….sesuatu akan menimpamu! Hahaha….!” ancam orang misterius itu padaku.

Aku diam. Dan ketakutanku pun mulai muncul.
Aku duduk,lalu mengambil gelas itu lagi.
Belum sampai aku meminumnya aku menjatuhkan gelas itu.
Pyarrrr…..!
“Akkkk……….!” Jeritku keras.

Aku tak tahu gelas yang tadi kuisi dengan air putih,kini minuman itu berubah warna menjadi merah.
Apakah mungkin itu darah? Pikirku.

* * *

Aku berusaha menelepon teman- temanku.Tapi tak satu pun dari mereka yang nyambung.
Aku bingung dan tak tau apa yang harus kulakukan.
Pet!! Tiba–tiba lampu mati.
“Ak….Akkkk….tolong!” teriakku histeris.

Aku mencoba menenangkan diri. Satu per satu lilin kunyalakan.
Tiba – tiba suara ketukan pintu terdengar keras sekali. Tapi aku tak menghiraukannya kubiarkan saja suara ketukan itu. Beberapa saat kemudian akhirnya suara ketukan itu diam. Tak lama kemudian suara aneh terdengar dari kamarku. Perlahan–lahan kumulai melangkahkan kaki,kubuka pintu kamar itu.
Setelah aku masuk, suara itu tiba–tiba hilang dengan sendirinya. Aku tak tahu suara apakah itu? Entah mungkin suara itu hanya khayalanku saja.

* * *

Beberapa saat kemudian, aku pun tidur–tiduran di kasur, tapi aku tak bisa tidur dengan tenang.
Hatiku resah tak terarah.Aku duduk sebentar di ranjangku.

Tiba–tiba kakiku serasa ada yang pegang lalu kakiku tertarik ke bawah kolong ranjangku, sekuat mungkin aku mencoba melepaskannya.
Setelah berkali–kali ku coba akhirnya kakiku terlepas. Dengan penuh ketakutan aku segera keluar dari kamarku. Tanpa sengaja aku menemukan secarik kertas di atas meja isinya

CEPAT KELUAR KALAU TIDAK KAMU AKAN MATI DI SINI SAMA SEPERTI MEREKA PINTU SUDAH MENUNGGUMU

Lagi–lagi orang misterius itu mengancamku.
Aku tak tahu pasti apakah semua itu benar ataukah hanya jebakan.
Setelah kupikir–pikir aku memang harus keluar dari rumah ini.

Aku sudah berdiri di depan pintu keluar.
“Ya Tuhan ….apabila Engkau menjemputku hari ini,aku rela dan aku ikhlas! Karena di dunia ini aku sudah tak punya siapa–siapa lagi,” ujarku sambil kupejamkan mata.

Dalam hitungan tiga mundur aku akan buka pintu itu.
“Satt…tu……..Du……dua………..ti…….ga”
Pyar! Lampu pun menyala.
Suit…..dor…….Suit…..dor ……dor…..! Suara mercon membisingkan kupingku.
Happy birth day to….you….
Happy birth day to….you….
Happy birth Happy birth day Happy birth day Shella.
“Mama….,Papa…,Kakak…,Tirta…,Tere…,Vero….Kalian?
Jadi semua ini ulah kalian?” tanyaku.

“Ya…Shel ini memang ulah kami,maafkan kami ya? semua ini ide kakakmu.” kata mama.
“Shel,maafin kakak ya?” ujar Kak Winda padaku lalu memelukku.

“Lho…Tere? Katanya malam in ada acara keluarga? Kok kamu bisa di sini?” tanyaku heran.

“Maaf Shel itu semua cuma bohongan,ya…aku nglakuin itu supaya kamu benar–benar percaya,” kata Tere.

“Ve,bukannya tadi kamu ada janji sama Bonik,kok kamu malah di sini!” tanyaku pada Ve

“Sorry juga Shel,aku juga bohongin kamu.Maaf ya?” jawab Ve

Aku tersenyum,lalu mereka memelukku erat bagaikan magnet yang tak bisa dipisahkan.

“Tapi…soal minuman itu?” tanyaku pada mereka

“Waktu itu aku yang ganti minuman itu dengan sirup merah,” jawab Tere,

“Tapi,ma….soal polisi itu?” tanyaku

“Tenang,polisi itu polisi jadi–jadian semua itu kami yang merekayasa.”

* * *
Mereka memelukku erat–erat dan memanjatkan doa untukku.
Akhirnya kami pun merayakan pesta itu dengan meriah.
Aku bahagia sekali.Di ultahku yang ke–16 aku masih diberi kesehatan dan umur yang panjang.dan aku senang aku masih berada di tengah–tengah keluargaku dan sahabat – sahabatku.

Rabu, 07 April 2010

DIBALIK MISTERI

CERPEN KARYA : LAILA ROMDHONINGSIH


“Ta,udahan dulu ya?Aku mesti pulang cepet soalnya dirumahku ada acara kelurga!” Ujar Tere pada Tirta.

“Em…Ta aku juga pulang duluan ya.” Kata si Ve menyusul.

“Lho…lho…kok pada pengen pulang semua gimana dengan tugas Bu Reni besok?” Gumam Tirta pada mereka.

“Iya nih kalian itu gimana seharusnya kalian nggak mentingin diri sendiri! Ter kalau kamu tadi awalnya memang ada acara keluarga bilang dong dari tadi.” Kataku penuh kekesalan.

“Iya…iya…aku minta maaf.” Jawab Tere

“Kamu juga Ve kok kamu malah ikut - ikutan Tere emang kamu kenapa?” Ujarku agak sedikit kasar.

“Ak…Ak…Aku malam ini ada janji sama Bonik,dia ngajakin makan malam.”Jawab Ve terbata – bata.

“Udah deh kalau kayak gini caranya mendingan aku pulang!” Ujarku pada mereka,lalu pergi.

“Assalamualaikum….! Ma…Pa…aku pulang!” Sambil aku membuka pintu.
Ketika ku parlahan – lahan membuka pintu,aku sontak kaget.
“Ya…ampun…kenapa begini?” Ujarku penuh keheranan.
Aku tak tau mengapa ruang tamu rumahku begitu berantakan.
Vas bunga pecah,taplak meja di bawah,kapas – kapas dari bantalpun berhamburan.Bahkan Guci kesayangan mamapun tergeletak di bawah.
Ruang tamu yang biasa nampak rapid an bersih,kini berubah.
Akhirnya akupun melangkahkan kaki meninggalkan ruang tamu.

“Mama….Papa….Kakak.Ma…Pa…Kak,kalian dimana?”

Berkali – kali kupanggil mereka namun tak satupun yang menjawab ataupun mendengarnya.

“Sebenarnya pada kemana sih!”Kata kesal.
Aku terus menelusuri.Semua ruangan sudah ku cari,namun hasilnya nihil.

“Tak seperti biasa mereka begini.Biasanya mereka selalu berpesan kepadaku atau bibi.Oh ya aku lupa hari ini kan bibi lagi pulang kampung.”Kataku.

“Oh iya…aku kan belum cari mereka di kamar.Coba cari ah!”
Lalu aku menuju kamar mama dan papa.
Ketika aku membuka pintu itu…apakah kalian tau apa yang ku temukan?
Aku menemukan darah yang bercucuran di lantai,bahkan tak hanya itu,kamar mama juga berantakan sekali.
Ku melihat di kasur banyak sekali darah yang bercucuran.
Perlahan – lahan ku mulai mendekati.Aku sempat berfikir dirumahku ada perampokan.Tapi aku cuek.

“Ma…Pa…sebenarnya kalian kemana?Apa yang sebenarnya terjadi?”Sedikit demi sedikit air mataku keluar.

Ku sempat diam sejenak dan befikir.
“Ma…Pa…jangan tinggalin aku sendirian?Aku tak sanggup Ma…Pa…”

“Ya…Tuhan lindungilah mama dan papa,serta kakakku.Dimanapun mereka berada.” Doaku penuh dengan tangis.

“Halo,Pak polisi bisa datang ke rumah saya di Jalan Mutiara No.23,tolong Pak sepertinya di sini ada perampokan.”
Aku menelfon Pak polisi agar aku mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Tak lama kemudian,polisi itu segera bertindak.Dan mengidentifikasi.

“Pak polisi sebenarnya apa yang terjadi?” Tanyaku ketakutan

“Setelah kami telusuri kami menemukan bukti – bukti tutup kepala ini.Bisa dipastikan di rumah ini terjadi tindak kriminalitas dan perampokan.” Kata pak polisi.

“Maksud Bapak?”

“Ya…bisa dipastikan mereka merampok dan setelah itu mereka membunuh korban dari perampokan tersebut.Supaya mereka dengan mudah menghilangkan jejak mereka.”

“Lalu,bagaimana dengan mama,papa,dan kakak saya Pak?”Tanyaku

“Kemungkinan besar mereka sudah meninggal.Tapi tenang aja Mbak kami akan berusaha menemukan jenazah keluarga Mbak.Dan kami akan secepatnya menemukan perampok itu.” Kata Pak polisi.

“Apaaa…..?”Aku yang seakan – akan tak percaya perkataan itu.Hatiku serasa hancur da lututku jatuh ke lantai.

“Mama…Papa…Kak,mengapa kalian tinggalkan aku secepat ini?”Ujarku.

“Baik Mbak kalau gitu kami permisi dulu.!Selamat malam.”
Pak polisi itupun segara meninggalkanku.
***

Aku duduk sebentar di ruang TV,tiba – tiba aku serasa ingin kencing.Lalu ku menuju kamar mandi.Setelah selesai ku ingin mencuci muka biar agak fresh.
Tak ku sangka,di cermin itu bertuliskan darah AWAS HATI – HATI TUNGGU ! TUNGGU ! SESUATU AKAN MENIMPAMU.

Aku sontak kaget dan terdiam agak lama.
“Tidak!Tidak pasti in hanya mimpi!”Kataku.Perlahan mulai meninggalkan kamar mandi.
Tiba – tiba “ Pyarrr…..!”Suara pecahan gelas.
Aku kaget dan tanpa piker panjang ku lari terbirit – birit kembali menuju ruang TV.

Aku mengambil segelas air putih untuk menghilangkan rasa dahaga di tenggorokan.Belum sempat minuman itu aku minum,tiba – tiba hpku berbunyi.Aku segera mengangkat telfon itu.

“Tunggu…tunggu….sesuatu akan menimpamu!….hahaha….”Ancam orang misterius itu padaku.
Aku diam.Ketakutanku mulai muncul.
Aku duduk dan mengambil gelas itu.Belum sampai aku meminumnya aku menjatuhkan gelas itu.
Pyarrrr…..!
“Ak……k….!”Jeritku
Aku tak tau gelas yang tadi kuisi dengan air putih,kini minuman itu berubah jadi darah.
Aku berusaha menelfon temanku.Tapi tak satupun dari mereka yang nyambung.
Aku bingung dan tak tau apa yang harus ku lakuin.
Pet!! Tiba – tiba lampu itu mati.
“Ak….Ak….tolong!”Teriakku histeris.
Aku mencoba menenangkan diri.Satu persatu lilin kunyalakan.
Tiba – tiba suara ketukan pintu terdengar keras sekali.Tapi aku tak menghiraukannya.Kubiarkan saja suara ketukan itu.
Beberapa saat kemudian akhirnya suara ketukan itu diam.
Tak lama kemudian suara aneh terdengar dari kamarku.
Perlahan – lahan ku mulai melangkahkan kaki,ku buka pintu kamar itu.Setelah aku masuk.Suara itu hilang.
Aku tak tau suara apakah itu?
Entah mungkin suara itu hanya khayalanku saja.

Disitu aku tidur – tiduran.Hati resah tak terarah.Aku duduk sebentar di ranjangku.
Tiba – tiba kakiku serasa ada yang pegang lalu kakiku tertarik ke bawah kolong ranjangku.Sekuat mungkin ku mencoba melepaskannya.Setelah berkali – kali ku coba akhirnya kakiku terlepas.
Dengan penuh ketakutan aku segera keluar dari kamarku.
Tanpa sengaja ku menemukan secarik kertas di atas meja isinya
CEPAT KELUAR KALAU TIDAK KAMU AKAN MATI DISINI SAMA SEPERTI MEREKA PINTU SUDAH MENUNGGUMU

Lagi – lagi orang misterius itu mengancamku.
Aku tak tau pasti apakah semua itu benar ataukah hanya jebakan.
Setelah ku pikir – pikir aku memang harus keluar dari rumah ini.

Aku sudah berdiri di depan pintu keluar.
“Ya Tuhan ….apabila Engkau menjemputku hari ini,aku rela dan aku ikhlas!karena di dunia ini aku sudah tak punya siapa – sipa lagi.”Ujarku sambil mata ku pejamkan.
Dalam hitungan tiga mundur aku akan buka pintu itu.
“Satt…tu……..Du……dua………..ti…….ga”
Pyar! Lampupun menyala.
Suit…..dor…….Suit…..dor ……dor…..!suara mercon membisingkan kupingku.
Happy birth day to….you….
Happy birth day to….you….
Happy birth Happy birth day Happy birth day Shella.
“Mama….,Papa…,Kakak…,Tirta…,Tere…,Vero….Kalian?
Jadi semua in ulah kalian?”Tanyaku.

“Ya…Shel ini memang ulah kami,maafkan kami ya?Semua in ide kakakmu.”Kata mama.
“Shel,maafin kakak ya?”Ujar Kak Winda padaku lalu memelukku.

“Tapi,ma….soal polisi itu?”Tanyaku

“Tenang,polisi itu polisi jadi – jadian semua itu kami yang mereka yasa.”
***

Mereka memelukku erat – erat dan memanjatkan doa untukku.
Akhirnya kamipun merayakan pesta it dengan meriah.
Aku bahagiaaaa sekali.Di ultahku yang ke – 16 aku masih diberi kesehatan dan umur yang panjang.dan aku senang aku masih berada di tengah – tengah keluargaku dan sahabat – sahabatku.

Rabu, 17 Maret 2010

INIKAH RASANYA ( Revisi )

Karya : Laila romdhoningsih



Pagi itu aku barangkat sekolah tepatnya pukul 06.55,aku terburu – buru sehingga aku menabrak salah seorang kakak kelas yang menjadi angota OSIS.

“Brug….!”Aku terjatuh menimpa badan kakak itu.

Matanya menatapku tajam,jantungku berdetak kencang dan semuanyapun diam.Akupun tak bisa melepaskan mataku dari pandangan itu,rasanya seperti tarik – menarik antar magnet,entah apa yang terjadi aku tak tau pasti.

“Maaf,Kak aku nggak sengaja.”
Kataku yang terbata – bata,
Belum dia menjawab pertanyaanku tapi aku langsung pergi meninggalkannya tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Tiba di kelas aku telat,aku dihukum di suruh berdiri di tiang bendera selama jam pelajaran berlangsung.Tanpa basa – basi aku memenuhi hukuman itu.
***

Aku berdiri dibawah teriknya matahari,sepi dan sunyi,itulah yang kurasakan

“Huhh….andai saja tadi aku bangun awal pasti nggak akan gini jadinya!”Ujarku penuh dengan kesal.

Tanpa disengaja bayangan kakak kelas itu terlintas dipikiranku,aku sempat membayangkan wajahnya.

”Kenapa tadi aku nggak nanya ya…namanya siapa?Eh aku kok jadi mikirin dia ya?Ah…udahlah nggak penting!”
Tet…Tet…Belpun berbunyi dan itu artinya bel untuk istirahat.

”Huh…akhirnya selesai juga”Aku merasa lega akhirnya hukuman itu selesai juga.
***
Shalat jamaah Dzuhur tlah tiba aku segera mengambil air wudhu.
Allahu Akbar!Allahu Akbar!
Suara Adzan yang merdu dan nyaring.
Aku terkesan dengan alunan suara adzan itu.

”Wah,bagus banget kira – kira siapa ya?”Kataku yang penuh kekaguman,
suara Adzan itu bisa membuatku merasa tenang,hangat,dan nyaman.

“Eh,yang Adzan siapa?”Tanyaku pada Nelly teman sekelasku yang sok imut itu.

“Itu lo….kakak kelas yang menjadi salah satu anggota OSIS.Orangnya item manis, ,ganteng,baik,pintar pula”Jawab Nelly,

“Oh….!”gumamku yang sebenarnya masih penuh dengan keheranan.
Aku semakin penasaran dengan orang itu akhirnya akupun berdiri dan melihat siapa orang yang Adzan itu.

”Ha….dia???dia kan orang yang nabrak aku tadi.”Aku kaget dan heran kenapa dia yang mengumandangkan adzan itu.

”Ah…ya sudahlah…mungkin Cuma kebetulan.”
***

Sewaktu pulang aku jalan kaki karena hari ini ibuku tak menjemputku karena ada suatu urusan.
Dan tak disangka – sangka saat aku di jalan aku berpas – pasan dengan lelaki itu,

“Eh,kamu!Ketemu lagi,kenalkan namaku Zian,nama kamu siapa?”Ia memperkenalkan diri padaku

“Eh,kamu lagi,namaku Lintar,panggil aja Inta.”
Aku yang judes ngebales omongannya,ya…walaupun sebenarnya aku suka sama dia tapi aku pura – pura sok Muna.

“Oh…eh galak banget sih”Ujar Zian padaku

Aku cuek dan tak menghiraukan.
Zianpun akhirnya ngajak pulang bareng,aku bengong dan berfikir,
Aku nggak nyanka kalau dia ngajakin aku pulang bareng.

“Woi…kok bengong ngalamunin apa kamu?”Kata Zian padaku sambil ia menepuk bahuku.

Aku kaget dan terlepas dari kebengonganku
“Eh,nggak aku nggak mikirin apa – apa.”Jawabku padanya

“Yuk..!”Ajakku padanya.
***

Sejak kejadian itu lama – kelamaan kamipun jadi sering pulang bareng,dan saling mengenal satu sama lain.
Saat aku jalan bareng sama dia,Tiba – tiba seorang cewek menatapku sinis dari kejauhan.

“Ta,aku duluan ya?”Kata Zian.Zianpun masuk kelas ya…karena memang kelas dia lebih deket disbanding jarak dari kelasku.

Aku meneruskan langkahku,cewek itupun semakin mendekat padaku dan segerombolan mereka menghampiriku.

“Heh,kamu siapa berani banget deketin cowok gue,he kamu tu masih kecil.”
Ujar orang itu menatapku sinis.

”Tar…!!”Tiba – tiba orang itu menampar pipi kiriku.
Akupun langsung memegang pipiku.

“He,kamu ngaca dong kamu itu siapa?Aku pacarnya”Kata orang itu sambil ia menggeret baju kerahku.

“Maksudmu apa?aku nggak ngerti!”Gumamku dengan kesal.

“Eh,lo nggak usah pura – pura nggak tau!”

“Udah nggak usah banyak bacot!kita kroyok aja!”Ujar salah satu dari mereka.

Mereka kemudian membawaku ke kamar mandi cowok.
Apakah kalian tau apa yang dilakukan orang itu padaku?
Mereka terus – terusan menampar pipiku dan memukuli badanku.
Aku tak dapat melawan mereka selain mereka besar mereka juga main kroyok,so pasti aku bakal kalah kalau nglawan mereka.
Nggak cuman itu setelah mereka puas menganiaya aku,mereka melepas bajuku dan digantungkan dekat jendela.
Merekapun langsung pergi meninggalkanku.
***
“Heni?ngapain kamu disini?”Zian heran.

“Em…ak..aku nggak ngapa – ngapain kok!”Jawabnya dan mereka langsung lari.

“Ih…aneh deh,dia kenapa ya?”Zian tersenyum.

“Eh,ni baju siapa?”Tanya Zian keheranan.

“Lho…inikan baju cewek kok bisa disini sih!”
LINTAR ANATASYA

“Lho…Lintar inikan baju lintar kok bisa disini sih.”

“Tolong…tolong…!”Teriakku minta tolong.

Zianpun mendengar suaraku dia langsung menghampiri kamar mandi itu.
“Lintar kamu tetap disitu aku akan membukanya.Ini bajumu cepat pakai dulu.
Zian mencoba membuka pintu itu tapi nggak bisa,akhirnya dia mendobrak pintu itu.

“Lintar?siapa yang sudah membuatmu begini?”
“Aku nggak tau.”Jawabku sambil menangis
***
Keesokan harinya,seperti biasa aku selalu berangkat dan pulang bareng dengan Zian.Di tengah jalan akupun bertemu lagi dengan orang itu.

“He..awas ya kalau kamu deketin Zian lagi aku nggak segan – segan untuk bunuh kamu!Lo tau nggak sih dia itu pacarku!”Begitu dengar kalau dia pacarnya Kak Zian hatikupun serasa hancur dan rasanya sakit…… banget seperti diiris - iris.
Akupun segera pergi dari situ tanpa menghiraukan Zian.

“Awas ya lihat pembalasanku!Ingat itu!”Ancam orang itu padaku.

Aku yang tak sanggup menahan sakit hati itu,akupun segera pulang ke rumah.
***

Sesampai dirumah aku nangis,dan merenungi apa yang terjadi hari ini,hingga larut malampun aku belum bisa tidur aku masih memikirkan kak Zian.”Ya…Allah apakah ini rasanya jatuh cinta saat aku ingat dia hatiku bergetar,saat aku didekatnya aku merasa nyaman dan hangat tapi,mengapa?mengapa cinta itu bukan untukku.

Tiba – tiba Hpku bunyi,dan ternyata kak Zian telfon,tapi sudah 7 panggilan nggak aku angkat.”Ta,maafkan aku ya?tadi itu namanya Heni,dia emang pacar kakak,sebelumnya aku minta maaf aku belum pernah cerita tentang ini.
Kuharap kamu maafin aku,aku tak ingin kita musuhan aku tetap anggap kamu sebagai adikku.Salam Zian.
Ya kurang lebih begitu sms yang kuterima dari dia.
***

Tak lama kemudian akupun mengerti bahwa cinta tak harus memiliki,tak selamanya cinta menjadi perhiasan dihatidan aku yakin Cinta itu pasti ada untukku


Aku hanya dapat merasakan apa yang namanya Cinta,meskipun aku tak dapat memilikinya.Dan cinta itu bukan untukku.

Kamis, 11 Maret 2010

INIKAH RASANYA ( Siklus 2 )

Pagi itu aku barangkat sekolah tepatnya pukul 06.55,aku terburu – buru sehingga aku menabrak salah seorang kakak kelas yang menjadi angota OSIS.
“Brug….!”Aku terjatuh menimpa badan kakak itu.
Matanya menatapku tajam,jantungku berdetak kencang dan semuanyapun diam.Akupun tak bisa melepaskan mataku dari pandangan itu,rasanya seperti tarik – menarik antar magnet,entah apa yang terjadi aku tak tau pasti.


“Maaf,Kak aku nggak sengaja.”
Kataku yang terbata – bata,
Belum dia menjawab pertanyaanku tapi aku langsung pergi meninggalkannya tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Tiba di kelas aku telat,aku dihukum di suruh berdiri di tiang bendera selama jam pelajaran berlangsung.Tanpa basa – basi aku memenuhi hukuman itu.
***

Aku berdiri dibawah teriknya matahari,sepi dan sunyi,itulah yang kurasakan
“Huhh….andai saja tadi aku bangun awal pasti nggak akan gini jadinya!”Ujarku penuh dengan kesal.

Tanpa disengaja bayangan kakak kelas itu terlintas dipikiranku,aku sempat membayangkan wajahnya.

”Kenapa tadi aku nggak nanya ya…namanya siapa?Eh aku kok jadi mikirin dia ya?Ah…udahlah nggak penting!”
Tet…Tet…Belpun berbunyi dan itu artinya bel untuk istirahat.

”Huh…akhirnya selesai juga”Aku merasa lega akhirnya hukuman itu selesai juga.
***
Shalat jamaah Dzuhur tlah tiba aku segera mengambil air wudhu.
Allahu Akbar!Allahu Akbar!
Suara Adzan yang merdu yang nyaring.
Aku terkesan dengan alunan suara adzan itu.
”Wah,bagus banget kira – kira siapa ya?”Kataku yang penuh kekaguman,
suara Adzan itu bisa membuatku merasa tenang,hangat,dan nyaman.
“Eh,yang Adzan siapa?”Tanyaku pada Nelly teman sekelasku yang sok imut itu.
“Itu lo….kakak kelas yang menjadi salah satu anggota OSIS.Orangnya item manis, ,ganteng,baik,pintar pula”Jawab Nelly,
“Oh….!”gumamku yang sebenarnya masih penuh dengan keheranan.
Aku semakin penasaran dengan orang itu akhirnya akupun berdiri dan melihat siapa orang yang Adzan itu.
”Ha….dia???dia kan orang yang nabrak aku tadi.”Aku kaget dan heran kenapa dia yang mengumandangkan adzan itu.
”Ah…ya sudahlah…mungkin Cuma kebetulan.”
***

Sewaktu pulang aku jalan kaki karena hari ini ibuku tak menjemputku karena ada suatu urusan.
Dan tak disangka – sangka saat aku di jalan aku berpas – pasan dengan lelaki itu,

“Eh,kamu!Ketemu lagi,kenalkan namaku Zian,nama kamu siapa?”Ia memperkenalkan diri padaku

“Eh,kamu lagi,namaku Lintar,panggil aja Inta.”
Aku yang judes ngebales omongannya,ya…walaupun sebenarnya aku suka sama dia tapi aku pura – pura sok Muna.

“Oh…eh galak banget sih”Ujar Zian padaku

Aku cuek dan tak menghiraukan.
Zianpun akhirnya ngajak pulang bareng dan tanpa fikir panjang aku menerima tawaran itu.
Sejak kejadian itu lama – kelamaan kamipun jadi sering pulang bareng,dan saling mengenal satu sama lain.
***

Saat aku jalan bareng sama dia,Tiba – tiba seorang cewek menghampiriku

“Heh,kamu siapa berani banget deketin cowok gue,he kamu tu masih kecil.”
Ujar kakak kelas yang marah padaku.
Orang itu semakin menatapku sinis,

”Tar…!!”Tiba – tiba orang itu menampar pipi kiriku.
Akupun langsung memegang pipiku.

“He,kamu ngaca dong kamu itu siapa?Aku pacarnya”Kata orang itu sambil ia menggeret baju kerahku.

“Udah!Hentikan!dia nggak bersalah jadi,tolong jangan sakiti dia!”Ujar Kak Zian membelaku.


Begitu dengar kalau dia pacarnya Kak Zian hatikupun serasa hancur dan rasanya sakit…… banget seperti diiris - iris.
Akupun segera pergi dari situ tanpa menghiraukan Kak Zian.

“Awas ya lihat pembalasanku!Ingat itu!”Ancam orang itu padaku.

Aku yang tak sanggup menahan sakit hati itu,akupun segera pulang ke rumah dengan alasan aku sakit panas.
***

Sesampai dirumah aku nangis,dan merenungi apa yang terjadi hari ini,hingga larut malampun aku belum bisa tidur aku masih memikirkan kak Zian.”Ya…Allah apakah ini rasanya jatuh cinta saat aku ingat dia hatiku bergetar,saat aku didekatnya aku merasa nyaman dan hangat tapi,mengapa?mengapa cinta itu bukan untukku.

Tiba – tiba Hpku bunyi,dan ternyata kak Zian telfon,tapi sudah 7 panggilan nggak aku angkat.”Ta,maafkan aku ya?tadi itu namanya Heni,dia emang pacar kakak,sebelumnya aku minta maaf aku belum pernah cerita tentang ini. ]]> < /b:skin >

Kuharap kamu maafin aku,aku tak ingin kita musuhan aku tetap anggap kamu sebagai adikku.Salam Zian.
Ya kurang lebih begitu sms yang kuterima dari dia.
***

Tak lama kemudian akupun mengerti bahwa cinta tak harus memiliki,tak selamanya cinta menjadi perhiasan dihatidan aku yakin Cinta itu pasti ada untukku


Aku hanya dapat merasakan apa yang namanya Cinta,meskipun aku tak dapat memilikinya.Dan cinta itu bukan untukku.

RASA YANG TERUKIR ( Siklus 2 )

Karya : LAILA ROMDHONINGSIH



“Apa yang bisa kau berikan untuk anakku!Kamu punya apa?”
Bentak ayahku padanya yang semakin marah.

“Tapi Pak,aku dapat memberikan cinta yang tulus pada anakmu.”
Ujar pacarku,Jarwo yang pada saat itu ia memohon – mohon dengan sangat,sampai – sampai ia berlutut di kaki bapakku.

“Sudahlah aku sudah menjodohkan putriku dengan orang lain yang jauh lebih kaya dari kamu.”Ucap ayah pada Jarwo.
Jarwopun terkaget mendengar ucapan tadi.Dan semua pun sontak terdiam.

“Pak,saya mohon tolong restui hubungan kami.”Pinta Jarwo

Kemarahan bapakpun semakin memuncak,bapak yang tak bisa menahan amarahnya langsung menendang badan Jarwo.

Akupun mulai tersenyum melihat cucuku menikah.
Semuanyapun diam dan tak seorangpun yang berani melawan bapak.Ibu dan kakakkupun hanya bias menyaksikan kejadian itu yang pada waktu itu berada di sebuah ruang tamu.
Pacarku tak semudah itu ia menyerah,dia terus memohon – mohon.

“Pergi kau dari sini! Pergi! Aku tak ingin melihat muka kamu menampakkan dirumah ini lagi.Sekarang juga pergi!”Kata bapak sambil ia menunjukkan tangannya keluar dan menendang Jarwo.


“Bapak,aku mohon jangan sakiti dia!”Kataku dan akupun segera menghampirinya dan memeluk Jarwo.
Bapakku meleraiku dan menyuruhku masuk ke kamar

“Ranti!Ayo cepat masuk ke kamar!Sekarang juga!”

“Aku tidak mau Pak aku cinta sama mas Jarwo sampai kapanpun aku nggak akan menikah kecuali dengan mas Jarwo.”

“Ranti!Kamu berani melawan bapak!Sekarang juga cepat masuk!”

“Tapi Pak.”

“Masuk!”Sambil ayah meleraiku dari pelukan Jarwo.

“Ranti,aku aku tak akan melepasmu aku berjanji suatu saat pasti aku akan membuat bapakmu setuju untuk hubungan kita.”
Jarwopun mencoba meyakinkanku.
***

Beberapa kali Jarwo dating ke rumah,tapi tetap ia mendapatka perlakuan yang tak sepantasnya ia terima.
Sudah 5 hari Jarwo tidak datang.Entah mengapa aku tak tau.

Hingga akhirnya akupun jadi dinikahkan dengan lelaki pilihan bapakku,yaitu Dewo orang terkaya di desaku,pemilik kebun teh,dengan sifatnya yang agak sombong.
Tiba saatnya hari pernikahanku dengan Dewo,hari dimana penuh dengan kesedihan bagiku,hari dimana hari yang tak ingin ku lalui.

Situasi dirumahku semakin ramai orang – orang mulai berdatangan untuk menghadiri pesta pernikahanku,semua orang sibuk dengan tugasnya masing – masing termasuk bapakku ia sibu sekali menerima tamu – tamu yang datang.

“Nak,ayo cepat keluar semua orang sudah menungumu!”Kata ibuku
Aku hanya diam.

“Ibu tau Nak,ibu mengerti apa yang sedang kamu rasakan,tapi Nak cobalah bersikap adil dengan sifat bapakmu!Ibu mohon Jangan kecewakan bapak Nak,”Kata ibu

“Ya,Bu sebentar lagi aku keluar.”

“Ya…Allah apakah in takdirku ak menikah dengan Dewo?
Jarwo…mengapa kau tak datang untuk menemuiku dan menggagalkan pernikahan ini?”

Aku mencoba menunggu Jarwo,sesekali aku melihat ke jendela,aku duduk,berdiri,duduk dan berdiri.Aku yang gelisah menunggu Jarwo.
Setelah sekian lama aku menunggu diapun tak kunjung datang,
Akhirnyapun mau tak mau aku harus keluar dan menerima janji sacral itu.

“Saya terima nikahnya Ranti binti Rahman dengan mas kawin dan seperangkat alat sholat dibayar tunai.”Ucap Dewo mengikrarka janji itu.

Ternyata Jarwo benar – benar tidak datang pada hari pernikahanku.
Lama – kelamaan akhirnya aku bisa menjalani hidup dengannya.
***

“Jarwo,selama ini kau kemana?kenap waktu itu kau tak datang?”Tanyaku pada Jarwo

“Waktu itu ibuku sakit keras,karena aku anak satu – satunya terpaksa aku harus menungguinya dirumah sakit.Sebelum meninggal ibu sempat berpesan padaku supaya aku menikahi Ratna,Ranti…maafkan aku,aku tak menepati janjimu.”

“Sebenarnya rasa ini masih ada untukmu,aku masih mencintaimu Jarwo?”Kataku

“Sudahlah Ranti lupakan masalah ituaku tak ingin mengingat masa itu lagi.
Buat apa Ranti.Buat apa?Kita sudah tua.Aku sudah beristri,punya anak dan cucu.
Begitu pula denganmu Ranti?Kau juga sudah mempunyai suami,anak dan juga cucu.”Kata Jarwo padaku.

“Tapi,Jarwo…sebenarnya rasa cinta yang pernah kita ukir dulu,itu masih sama dengan yang dulu?”

“Sebenarnya rasa itu juga masih ada untukmu Ranti,
Tapi,Ranti 20 tahun kita berpisah!Kita tak mungkin bersatu lagi!Apakah kau tidak kasihan pada suami,anak,serta cucu - cucumu?Kita tak mungkin mengutamakan cinta kita hanya untuk kepentingan kita sendiri!
Apakah kamu rela dan tega menyakiti semua orang hanya demi cinta kita?Tidak kan?”

Aku hanya bisa diam dan berfikir.

“Ranti,yakinlah kau pasti bahagia dunia akhirat bila hidup bersama semua keluarga – keluargamu!Begitu pula aku.”Kata Jarwo.

Perlahan – lahan air mata kelur dari mataku dan menetes ke tangan Jarwo
Jarwopun segera mengusap air mata itu.

“Sudahlah Ranti jangan menangis,mestinya hari ini kita bahagia melihat cucu kita menginjak di pelaminan.Ayo Ranti tersenyumlah…!”

Kamipun tersenyum melihat cucuku menikah.Dan kebahagian mengelilingi keluarga kami.

Minggu, 28 Februari 2010

LEBARAN DI ATAS KUBURAN (revisi)

OLEH LAILA ROMDHONINGSIH

Inayah atau biasa dipanggil dengan Nay adalah seorang gadis yang masih duduk dibangku SMP kelas 3,yang sebentar lagi akan menghadapi Ujian.Maka dari itu ia belajar mati – matian agar mendapatkan nilai Ujian yang memuaskan,begitu pula dengan kedua sahabatnya,Sarah dan Yanti,merekapun juga tak mau ketinggalan sampai – sampai mereka tak mau membuang – buang waktu untuk hal yang tak penting.

Seperti biasa saat jam istirahat,mereka selalu pergi ke taman untuk belajar bersama – sama,di tengah – tangah ketika mereka sedang belajar Yanti menanyakan tentang sesuatu.
“Sar…abis ini kamu mau nerusin kemana?”Tanya Yanti.
”Aku bakal nerusin di Yogja,soalnya orang tuaku ngebet banget aku sekolah disana,aku tau masuk di sekolahan itu bukanlah hal yang mudah bagiku,ya….kalian tau sendiri kan aku itu kayak gimana,aku nggak sePINTER dan seCERDAS Inayah,ya…tapi aku juga nggak begok – begok amat sich…hehe…hehe”gumam Sarah tertawa ngikik.”Kalau kamu Nay,kamu pengen nerusin dimana?”Tanya Yanti.
”Aku nggak tau.Ya…pengennya sich aku sekolah di Solo,tapi….aku belum izin sama orang tua aku.”ujar Nay.
”Nah…kalau kamu sendiri Yan?”Ujar Nay dan Sarah serentak.
”Em…kalau aku….rencananya sih pengen disekolahin di Surabaya sekolah yang faforit itu,ya…meskipun aku tau aku bukan anak orang yang berada aku hanyalah anak seorang tukang sopir Bajaj,tetapi kedua orang tuaku selalu memberikan aku terbaik dari yang terbaik,aku bangga sama orang tuaku,he…hehe.”kata Yanti.
”Hehe…hehe kita juga bangga.”Kata Nay dan Sarah yang khas dengan ejekannya.”Eh…kok malah becanda bukannya belajar.”gumam Yanti.
”Ye…yang mulai duluan kan kamu?kok malah kita yang disalahin.Ya nggak Nay!”kata Sarah.
”Iya…”jawab Nay yang khas dengan senyumnya.

Mereka kemudian meneruskan belajar mereka,hingga akhirnya bel pun berbunyi dan mereka masuk ke ruang kelas dan mengikuti pelajaran yang diberikan Bapak dan Ibu guru.Tet….Tet…Tet…Bel pun berbunyi 3 kali dan itu saatnya untuk pulang.
“Assalamualaikum....!”ucap salam Nay.
“Waalaikumsalam...!”Jawab ibu Nay,
“Lho....tumben ayah sudah pulang?”Nay heran melihat ayahnya sudah menanti duduk di meja makan.
Ketika ayah ingin melahap makanannya tiba – tiba Nay,”Eit….jangan dulu Yah baca do’a dulu sebelum makan!”Lalu mereka berdo’a bersama – sama kemudian menyantap makanan itu.

Hari mulai malam Nay menatap bintang – bintang yang menampakkan dirinya dengan sinarnya seolah – olah tersenyum.”Ah…seandainya aku dapat ke langit,kan kupetik bintang disana untuk menerangi malamku di saat aku sedang sepi.”Ujar Nay.
Entah,difikiran Nay terlintas obrolan yang dibicaraakan Yanti tadi siang tentang sekolah,entah mengapa ia merasa sedih kalau ingat obrolan tadi siang itu.dalam benak Nay ia berfikir,
”Ya… Allah…apakah mungkin nanti aku biasa bersekolah ditempat yang aku idam – idamkan dari dulu.Solo…..
kurasa tak mungkin ayahku harus membiayai kakak,dan adikku yang sebentar lagi akan masuk TK akh….entahlah…”keluh Nay.
Nay pun kemudian tertidur,ia tidur diranjang yang ia beli sendiri dari hasil tabungannya.

Keesokan harinya,Nay dan ayah sudah duduk di meja makan mereka menanti kakak dan adiknya untuk makan bersama.
”Yah,abis ini aku mau disekolahin kemana?”Tanya Nay.
Entah,apa yang ada dipikiran Nay,tiba – tiba kata – kata itu keluar dari mulut Nay.
”Upps…..!”
Belum sempat ayahnya menjawab tiba – tiba ibu Nay yang keluar dari dapur mengatakan,
”Alah kamu nanti sekolah disini saja,jangan yang jauh – jauh,biayanya mahal jangan bikin orang tua susah!”sahut ibu Nay.
Ibu Nay memang sifatnya begitu ia selalu berbelit – belit dalam hal untuk masa depan anaknya sendiri,padahal seharusnya ia mampu menyekolahkan anaknya di sekolah yang lebih baik.

”Ibu jangan bicara seperti itu.”Bentak ayah.
Nay hanya bisa diam dan menahan amarahnya ketika mendengarkan ucapan ibunya.
”Sebenarnya kamu pengen sekolah dimana?”Tanya ayah.
”Tidak yah tidak.”Jawab Nay yang tak bisa menahan sedihnya.
”Lho…katanya tadi kamu pengen bicara masalah ini kok sekarang nggak jadi.”.
Belum sempat Nay menjawab pertanyaan ayahnya tapi Nay sudah berpamitan untuk berangkat sekolah.”maaf yah aku harus berangkat sekolah sekarang takut telat.”Ujar Nay.

Nay berangkat sekolah dengan hati yang gundah dan gelisah.Sesampainya di sekolah ia tampak tak seperti biasanya, ia murung sekali karena masalah yang tadi pagi,masih ia pikirkan.

”Ya…Allah mengapa ibu melarangku untuk brsekolah di Solo?apa ibu tak sayang padaku?apa salahku?padahal aku sekolah disana Cuma ingin mengejar cita – citaku untuk menjadi dokter.Aku sebenarnya iri sama Sarah dan Yanti,mereka selalu diberikan ayah dan ibu mereka yang terbaik untuknya,tapi aku???padahal Yanti berasal dari keluarga yang kurang mampu,tapi orang tua mereka selalu memberikan Yanti terbaik dari yang baik.Sarah,dia memang berasal dari keluarga yang kaya tapi Sarah tak sepintar diantara teman – teman sekelasku,tapi….dia bisa bersekolah di sekolah faforit.Sedangkan aku???”Keluh Nay dan sedikit demi sedikit air matanya keluar menetesi tangannya.

Tiba- tiba kedua sahabatnya dating dari arah belakang.
”Dorrr……..!”Yanti dan Sarah serentak mengagetkan Nay,Nay mengusap air matanya ia tak ingin kedua sahabatnya tau kalau abis nangis.
”Nah ketahuan…ayo lagi ngalamunin apa?”Ujar Yanti.
”Nggak aku nggak ngalamunin sesuatu.”Jawab Nay dengan nada rendah.
”Alah…..kamu bohong kok muka kamu kelihatan abis nangis?”Kata Sarah yang tak percaya dengan omongan Nay.
Kedua sahabatnya heran.Mereka tau kalau hari ini Nay nampak tak seperti biasa.Nay yang tak bisa memendam tangis itu,kemudian bercerita masalah itu kepadamereka.Yanti dan Sarah merasa sedih sekali melihat sahabatnya begini,mereka hanya bisa berusaha untuk menghibur Nay agar tak memikirkan masalah itu.


Akhir – akhir ini semangat belajar Nay turun dan ia sering dapet nilai ulangan yang kurang memuaskan,sepertinya ia tak punya semangat.Kedua sahabatnya berusaha untuk membangkitkan semangat Nay.
”Nay…kamu jangan seperti ini terus donk! Kamu harus kuat kan kamu belum bilang sama ayah kamu siapa tau ayah kamu bakal diizinin sekolah di Solo.”
Kata Sarah dengan sifatnya yang agak kedewasaan.
Mendengar ucapan Sarah,Nay agak sedikit punya harapan.

Setiba pulang dari sekolah ia berbicara kepada ayahnya.

”Yah…bagaimana soal sekolah itu?”Tanya Nay,

”Lha….memang kamu pengennya sekolah dimana?”Tanya ayah.

”Sebenernya aku ingin sekali sekolah di Solo.”Jawab Nay meskipun berat untuk mengatakan itu.

”Ya….nanti coba ayah pikir – pikir dulu ya…kamu juga tau ibu kamu itu sifatnya kayak apa ya…kamu harap ngerti juga!.”
Jawab ayah Nay berusaha untuk menyakinkan Nay.


Keesokan harinya tiba – tiba ayahnya Nay memberitahu kepada Nay.Sungguh mengejutkan.

”Nay,kamu sekolah disini saja ya…ayah nggak punya uang yang cukup untuk membiayai sekolahmu di Solo,maafkan ayah Nak.”Ujar ayah Nay,
yang seolah – olah ia tak ingin mengatakan itu kepada Nay.
Entah mengapa pikiran ayah jadi berubah ayah yang selama ini dikenal Nay sebagai ayah yang baik hati, menerima apa adanya,orang yang selalu ingin anakknya maju,tapi….kini??ia tak percaya kalau ayahnya melarang Nay untuk bersekolah di Solo.”Ya…sudah yah kalau begitu.”Gumam Nay.Nay yang mulanya menaruh harapan besar pada ayahnya kini harapan itu tlah sirna.


“Gimana Nay apa kata ayahmu?”Tanya Sarah.

”Ternyata ayahku tidak memihakku,awalnya kupikir ayah akan memihak padaku,tapi….ternyata tidak.Aku kecewa.”

Sarah dan Yanti segera mendekati Nay mereka segara memeluk Nay.

”Yang sabar ya Nay,dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan,aku yakin pasti kamu biasa!”Ujar Sarah.

“Oh….ya Nay,kemarin aku habis ditawarin sama pamanku sekolah di Bandung,sekolah disana sekolah faforit gratis lagi,disitu juga ada beasiswanya buat murid yang berprestasi.Siapa tau nanti kamu dapet! Kalau mau kamu bisa tuch sekolah disitu.sambil kerja juga nggak apa – apa Nay,ya….lumayan lah…buat biaya sekolah kamu tambahan ung jajan”Kata Yanti.

”Yang bener….!”Jawab Nay,

”Iya….aku nggak bohong suwerr kewer – kewer!”Ujar Yanti menyakinkan Nay.
Nay akhirnya agak sedikit lega mendapat kabar itu dari Yanti.

”Nay….tapi ada syaratnya.”Ujar Yanti.

”Apa syaratnya!”kata Nay bersemangat.

”Syaratnya mulai hari ini kamu nggak boleh sedih lagi dan pokoknya kamu harus bersemangat untuk belajar,setuju!”Kata Yanti.

”Ok aku setuju!”

Nampak sekali di wajah mereka yang gembira akan kebahagiaan Nay.Nay setuju dengan syarat itu ia tak akan bersedih lagi gara – gara masalah itu dan ia juga berjanji kalau nilai Ujian dia harus bagus.


Dua bulan kemudian setelah Nay menghadapi Ujian dan ia lulus dengan hasil yang dijanjikannya.Akhinya Nay mengambil keputusan untuk meneruskan study nya ke Bandung tempat yang pernah diceritakan oleh Yanti.Nay pergi ke Bandung ia hanya meninggalkan sepucuk surat untuk keluarga Nay.
Maaf Yah,Bu aku pergi ke Bandung tidak izin sama Ayah dan Ibu,Yah,Bu aku pergi ke Bandung hanya ingin mmengejar cita – citaku untuk menjadi seoran dokter.Kuharap Ayah dan Ibu merestuiku semoga nantinya aku disana dapat menggapai cita – citaku.Salam Nay.Kurang lebihnya itu isi surat dari Nay.


Nay disana akrab dipanggil sebagai senior karena dengan prestasi yang diraih Nay,ia disana banyak dikenal orang,banyak guru – guru yang suka padanya bukan guru – guru saja yang menyukainya bahkan teman – teman di sekolah juga suka padanya dengan sifatnya yang baik hati ia juga dapat mendamaikan suasana. Selama ini Nay memang tak pernah lagi berhubungan dengan keluarganya,dulu ia sempat mengirim surat serta uang untuk keluarga Nay,namun setelah itu tak ada kabar sama sekali tentang keluarganya.

Setelah ia lulus dari sekolah itu Nay mengambil jurusan kedokteran.8 tahun kemudian ia akan diwisuda.
pada saat ia diwisuda,ia merasa bahagia…di tengah – tengah kebahagiaannya tiba – tiba kabar tak mengenakkan datang dari dari kampung halamannya ia mendapat kabar bahwa
ibunya sedang sakit keras maka dari itu ia harus cepat – cepat pulang.


Sesampai dirumah ia melihat ibunya sudah terbaring di atas kasur itu.”Bu…maafkan Nay,Nay tau kesalahan Nay sangat besar dan tak bisa untuk dimaafkan.”Ujar Nay kepada ibunya.”Kamu nggak salah Nak,ibu yang salah seharusnya ibu tak melarangmu untuk bersekolah di Solo.dan maafkan ibu Nak,gara – gara ibu kamu menderita kamu harus membiayai hidupmu sendiri,maafkan ibu Nak.”Kata ibu meneteskan air matanya ke tangan Nay.Kemudian Nay keluar dari kamar ibu,tak lama kemudian.Innalillahi wainna lillahi rojiun,ibu Nay meninggal.Nay tak bisa menahan tangisnya melihat ibunya kini telah kembali kepangkuan Sang Khaliq.



Dari cerpen tersebut dapat kita ambil hikmahnya bahwa” Apabila kita telah meraih sesuatu,dan itu berhasil maka keberhasilanmu itu jangan kau jadikan sebagai kemenangan dan merayakannya denga pesta dan kesenangan yang berlebih – lebihan,karena sesungguhnya di bawah sana masih banyak orang yang menderita,susah,kelaparan,sensara,dan sebagainya.