Minggu, 18 April 2010

DI BALIK MISTERI ( revisi )

Oleh LAILA ROMDHONINGSIH

“Assalamualaikum….! Ma…Pa…aku pulang!” sambil aku membuka pintu.
Ketika kau parlahan – lahan membuka pintu,aku sontak kaget.

“Ya…ampun…kenapa begini?” ujarku penuh keheranan.

Aku tak tau mengapa ruang tamu rumahku begitu berantakan.
Vas bunga pecah,taplak meja di bawah,kapas–kapas dari bantal pun berhamburan.Bahkan guci kesayangan mama pun tergeletak di bawah.
Ruang tamu yang biasa nampak rapi dan bersih,kini berubah.
Akhirnya aku pun melangkahkan kaki meninggalkan ruang tamu.

“Ma…Pa…Kak...Kak,kalian di mana?”

Berkali–kali kupanggil mereka namun tak satu pun yang menjawab atau pun mendengarnya.

“Sebenarnya pada kemana sih!” kataku kesal.

Aku terus mencari.Semua ruangan sudah kucari,namun hasilnya nihil.

“Tak seperti biasa mereka begini.Biasanya mereka selalu berpesan kepadaku atau Bibi.Oh ya aku lupa, hari ini kan Bibi lagi pulang kampung,” kataku.

Aku berpikir sejenak dan diam.

* * *

“Oh iya…aku kan belum cari mereka di kamar.Coba cari ah!”
lalu aku menuju kamar mama dan papa.
Ketika aku membuka pintu itu, apakah kalian tau apa yang ku temukan?
Aku menemukan darah yang bercucuran di lantai,bahkan tak hanya itu,aku juga melihat darah banyak sekali di kasur. Kamar itupun juga berantakan sekali.
Perlahan – lahan ku mulai mendekati. Aku juga sempat berfikir dirumahku ada perampokann. Tapi aku cuek.

“Ma…Pa…sebenarnya kalian kemana?Apa yang sebenarnya terjadi?” sedikit demi sedikit aku mulai mengeluarkan air mata.

Ku sempat diam sejenak dan befikir.

“Ma…Pa…jangan tinggalin aku sendirian?Aku tak sanggup Ma…Pa…” ujarku.

“Ya…Tuhan lindungilah mama dan papa,serta kakakku.Di mana pun mereka berada,” doaku yang penuh dengan tangis.

Tak lama kemudian,aku mulai berfikir apa yang harus kulakukan saat ini,satu –satunya cara yaitu aku harus telepon polisi.

“Halo,Pak polisi bisa datang ke rumah saya di Jalan Mutiara No.23,tolong Pak sepertinya di sini ada perampokan.”

Aku menelfon Pak polisi agar aku mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Tak lama kemudian,polisi datang, dan segera bertindak.

“Pak polisi sebenarnya apa yang terjadi?” tanyaku ketakutan.

“Setelah kami telusuri kami menemukan bukti–bukti tutup kepala ini.Bisa dipastikan di rumah ini terjadi tindak kriminalitas dan perampokan,” kata pak polisi.

“Maksud Bapak?”

“Ya…bisa dipastikan mereka merampok dan setelah itu mereka membunuh korban dari perampokan tersebut.Supaya dengan mudah mereka menghilangkan jejak,” keterangan dari polisi itu.

“Lalu,bagaimana dengan mama,papa,dan kakak saya, Pak?” tanyaku.

“Kemungkinan besar mereka sudah meninggal. Tapi tenang aja Mbak, kami akan berusaha menemukan jenazah keluarga Mbak. Dan kami akan secepatnya menemukan perampok itu,” kata Pak polisi.

“Apaaa…..?” aku yang seakan – akan tak percaya perkataan itu.Hatiku serasa hancur. Dan lututku jatuh ke lantai.

“Mama…Papa…Kak,mengapa kalian tinggalkan aku secepat ini?” ujarku.

“Baik Mbak kalau gitu kami permisi dulu! Selamat malam.”
Pak polisi itu pun segara meninggalkanku.

* * *


Aku duduk sebentar di ruang TV,tiba–tiba aku serasa ingin kencing,lalu aku menuju kamar mandi.
Setelah selesai kuingin mencuci muka biar agak fresh.
Aku kaget dan tersentak.Tiba – tiba di cermin itu terdapat tulisan dari darah

AWAS HATI – HATI TUNGGU ! TUNGGU ! SESUATU AKAN MENIMPAMU.

Aku sontak kaget dan terdiam agak lama.

“Tidak!Tidak pasti ini hanya mimpi!” kataku.

Perlahan mulai meninggalkan kamar mandi.
Tiba–tiba Pyarrr…..!
Terdengar keras sekali.Aku tak tau suara pecahan apakah itu.
Aku kaget dan tanpa pikir panjang aku lari terbirit–birit.
Ketika aku sedang lari, tiba – tiba muncul makhluk berkain putih dari atas,dan tepat di depan mukaku.
Aku sontak terkaget dan menjerit sekeras-kerasnya.Lalu lari.

* * *

Aku duduk,lalu aku mengambil segelas air putih untuk menghilangkan rasa dahaga di tenggorokan.
Belum sempat aku minumnya,tiba–tiba hpku berbunyi, aku segera mengangkat telepon itu.

“Tunggu…tunggu….sesuatu akan menimpamu! Hahaha….!” ancam orang misterius itu padaku.

Aku diam. Dan ketakutanku pun mulai muncul.
Aku duduk,lalu mengambil gelas itu lagi.
Belum sampai aku meminumnya aku menjatuhkan gelas itu.
Pyarrrr…..!
“Akkkk……….!” Jeritku keras.

Aku tak tahu gelas yang tadi kuisi dengan air putih,kini minuman itu berubah warna menjadi merah.
Apakah mungkin itu darah? Pikirku.

* * *

Aku berusaha menelepon teman- temanku.Tapi tak satu pun dari mereka yang nyambung.
Aku bingung dan tak tau apa yang harus kulakukan.
Pet!! Tiba–tiba lampu mati.
“Ak….Akkkk….tolong!” teriakku histeris.

Aku mencoba menenangkan diri. Satu per satu lilin kunyalakan.
Tiba – tiba suara ketukan pintu terdengar keras sekali. Tapi aku tak menghiraukannya kubiarkan saja suara ketukan itu. Beberapa saat kemudian akhirnya suara ketukan itu diam. Tak lama kemudian suara aneh terdengar dari kamarku. Perlahan–lahan kumulai melangkahkan kaki,kubuka pintu kamar itu.
Setelah aku masuk, suara itu tiba–tiba hilang dengan sendirinya. Aku tak tahu suara apakah itu? Entah mungkin suara itu hanya khayalanku saja.

* * *

Beberapa saat kemudian, aku pun tidur–tiduran di kasur, tapi aku tak bisa tidur dengan tenang.
Hatiku resah tak terarah.Aku duduk sebentar di ranjangku.

Tiba–tiba kakiku serasa ada yang pegang lalu kakiku tertarik ke bawah kolong ranjangku, sekuat mungkin aku mencoba melepaskannya.
Setelah berkali–kali ku coba akhirnya kakiku terlepas. Dengan penuh ketakutan aku segera keluar dari kamarku. Tanpa sengaja aku menemukan secarik kertas di atas meja isinya

CEPAT KELUAR KALAU TIDAK KAMU AKAN MATI DI SINI SAMA SEPERTI MEREKA PINTU SUDAH MENUNGGUMU

Lagi–lagi orang misterius itu mengancamku.
Aku tak tahu pasti apakah semua itu benar ataukah hanya jebakan.
Setelah kupikir–pikir aku memang harus keluar dari rumah ini.

Aku sudah berdiri di depan pintu keluar.
“Ya Tuhan ….apabila Engkau menjemputku hari ini,aku rela dan aku ikhlas! Karena di dunia ini aku sudah tak punya siapa–siapa lagi,” ujarku sambil kupejamkan mata.

Dalam hitungan tiga mundur aku akan buka pintu itu.
“Satt…tu……..Du……dua………..ti…….ga”
Pyar! Lampu pun menyala.
Suit…..dor…….Suit…..dor ……dor…..! Suara mercon membisingkan kupingku.
Happy birth day to….you….
Happy birth day to….you….
Happy birth Happy birth day Happy birth day Shella.
“Mama….,Papa…,Kakak…,Tirta…,Tere…,Vero….Kalian?
Jadi semua ini ulah kalian?” tanyaku.

“Ya…Shel ini memang ulah kami,maafkan kami ya? semua ini ide kakakmu.” kata mama.
“Shel,maafin kakak ya?” ujar Kak Winda padaku lalu memelukku.

“Lho…Tere? Katanya malam in ada acara keluarga? Kok kamu bisa di sini?” tanyaku heran.

“Maaf Shel itu semua cuma bohongan,ya…aku nglakuin itu supaya kamu benar–benar percaya,” kata Tere.

“Ve,bukannya tadi kamu ada janji sama Bonik,kok kamu malah di sini!” tanyaku pada Ve

“Sorry juga Shel,aku juga bohongin kamu.Maaf ya?” jawab Ve

Aku tersenyum,lalu mereka memelukku erat bagaikan magnet yang tak bisa dipisahkan.

“Tapi…soal minuman itu?” tanyaku pada mereka

“Waktu itu aku yang ganti minuman itu dengan sirup merah,” jawab Tere,

“Tapi,ma….soal polisi itu?” tanyaku

“Tenang,polisi itu polisi jadi–jadian semua itu kami yang merekayasa.”

* * *
Mereka memelukku erat–erat dan memanjatkan doa untukku.
Akhirnya kami pun merayakan pesta itu dengan meriah.
Aku bahagia sekali.Di ultahku yang ke–16 aku masih diberi kesehatan dan umur yang panjang.dan aku senang aku masih berada di tengah–tengah keluargaku dan sahabat – sahabatku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar