Minggu, 28 Februari 2010

LEBARAN DI ATAS KUBURAN (revisi)

OLEH LAILA ROMDHONINGSIH

Inayah atau biasa dipanggil dengan Nay adalah seorang gadis yang masih duduk dibangku SMP kelas 3,yang sebentar lagi akan menghadapi Ujian.Maka dari itu ia belajar mati – matian agar mendapatkan nilai Ujian yang memuaskan,begitu pula dengan kedua sahabatnya,Sarah dan Yanti,merekapun juga tak mau ketinggalan sampai – sampai mereka tak mau membuang – buang waktu untuk hal yang tak penting.

Seperti biasa saat jam istirahat,mereka selalu pergi ke taman untuk belajar bersama – sama,di tengah – tangah ketika mereka sedang belajar Yanti menanyakan tentang sesuatu.
“Sar…abis ini kamu mau nerusin kemana?”Tanya Yanti.
”Aku bakal nerusin di Yogja,soalnya orang tuaku ngebet banget aku sekolah disana,aku tau masuk di sekolahan itu bukanlah hal yang mudah bagiku,ya….kalian tau sendiri kan aku itu kayak gimana,aku nggak sePINTER dan seCERDAS Inayah,ya…tapi aku juga nggak begok – begok amat sich…hehe…hehe”gumam Sarah tertawa ngikik.”Kalau kamu Nay,kamu pengen nerusin dimana?”Tanya Yanti.
”Aku nggak tau.Ya…pengennya sich aku sekolah di Solo,tapi….aku belum izin sama orang tua aku.”ujar Nay.
”Nah…kalau kamu sendiri Yan?”Ujar Nay dan Sarah serentak.
”Em…kalau aku….rencananya sih pengen disekolahin di Surabaya sekolah yang faforit itu,ya…meskipun aku tau aku bukan anak orang yang berada aku hanyalah anak seorang tukang sopir Bajaj,tetapi kedua orang tuaku selalu memberikan aku terbaik dari yang terbaik,aku bangga sama orang tuaku,he…hehe.”kata Yanti.
”Hehe…hehe kita juga bangga.”Kata Nay dan Sarah yang khas dengan ejekannya.”Eh…kok malah becanda bukannya belajar.”gumam Yanti.
”Ye…yang mulai duluan kan kamu?kok malah kita yang disalahin.Ya nggak Nay!”kata Sarah.
”Iya…”jawab Nay yang khas dengan senyumnya.

Mereka kemudian meneruskan belajar mereka,hingga akhirnya bel pun berbunyi dan mereka masuk ke ruang kelas dan mengikuti pelajaran yang diberikan Bapak dan Ibu guru.Tet….Tet…Tet…Bel pun berbunyi 3 kali dan itu saatnya untuk pulang.
“Assalamualaikum....!”ucap salam Nay.
“Waalaikumsalam...!”Jawab ibu Nay,
“Lho....tumben ayah sudah pulang?”Nay heran melihat ayahnya sudah menanti duduk di meja makan.
Ketika ayah ingin melahap makanannya tiba – tiba Nay,”Eit….jangan dulu Yah baca do’a dulu sebelum makan!”Lalu mereka berdo’a bersama – sama kemudian menyantap makanan itu.

Hari mulai malam Nay menatap bintang – bintang yang menampakkan dirinya dengan sinarnya seolah – olah tersenyum.”Ah…seandainya aku dapat ke langit,kan kupetik bintang disana untuk menerangi malamku di saat aku sedang sepi.”Ujar Nay.
Entah,difikiran Nay terlintas obrolan yang dibicaraakan Yanti tadi siang tentang sekolah,entah mengapa ia merasa sedih kalau ingat obrolan tadi siang itu.dalam benak Nay ia berfikir,
”Ya… Allah…apakah mungkin nanti aku biasa bersekolah ditempat yang aku idam – idamkan dari dulu.Solo…..
kurasa tak mungkin ayahku harus membiayai kakak,dan adikku yang sebentar lagi akan masuk TK akh….entahlah…”keluh Nay.
Nay pun kemudian tertidur,ia tidur diranjang yang ia beli sendiri dari hasil tabungannya.

Keesokan harinya,Nay dan ayah sudah duduk di meja makan mereka menanti kakak dan adiknya untuk makan bersama.
”Yah,abis ini aku mau disekolahin kemana?”Tanya Nay.
Entah,apa yang ada dipikiran Nay,tiba – tiba kata – kata itu keluar dari mulut Nay.
”Upps…..!”
Belum sempat ayahnya menjawab tiba – tiba ibu Nay yang keluar dari dapur mengatakan,
”Alah kamu nanti sekolah disini saja,jangan yang jauh – jauh,biayanya mahal jangan bikin orang tua susah!”sahut ibu Nay.
Ibu Nay memang sifatnya begitu ia selalu berbelit – belit dalam hal untuk masa depan anaknya sendiri,padahal seharusnya ia mampu menyekolahkan anaknya di sekolah yang lebih baik.

”Ibu jangan bicara seperti itu.”Bentak ayah.
Nay hanya bisa diam dan menahan amarahnya ketika mendengarkan ucapan ibunya.
”Sebenarnya kamu pengen sekolah dimana?”Tanya ayah.
”Tidak yah tidak.”Jawab Nay yang tak bisa menahan sedihnya.
”Lho…katanya tadi kamu pengen bicara masalah ini kok sekarang nggak jadi.”.
Belum sempat Nay menjawab pertanyaan ayahnya tapi Nay sudah berpamitan untuk berangkat sekolah.”maaf yah aku harus berangkat sekolah sekarang takut telat.”Ujar Nay.

Nay berangkat sekolah dengan hati yang gundah dan gelisah.Sesampainya di sekolah ia tampak tak seperti biasanya, ia murung sekali karena masalah yang tadi pagi,masih ia pikirkan.

”Ya…Allah mengapa ibu melarangku untuk brsekolah di Solo?apa ibu tak sayang padaku?apa salahku?padahal aku sekolah disana Cuma ingin mengejar cita – citaku untuk menjadi dokter.Aku sebenarnya iri sama Sarah dan Yanti,mereka selalu diberikan ayah dan ibu mereka yang terbaik untuknya,tapi aku???padahal Yanti berasal dari keluarga yang kurang mampu,tapi orang tua mereka selalu memberikan Yanti terbaik dari yang baik.Sarah,dia memang berasal dari keluarga yang kaya tapi Sarah tak sepintar diantara teman – teman sekelasku,tapi….dia bisa bersekolah di sekolah faforit.Sedangkan aku???”Keluh Nay dan sedikit demi sedikit air matanya keluar menetesi tangannya.

Tiba- tiba kedua sahabatnya dating dari arah belakang.
”Dorrr……..!”Yanti dan Sarah serentak mengagetkan Nay,Nay mengusap air matanya ia tak ingin kedua sahabatnya tau kalau abis nangis.
”Nah ketahuan…ayo lagi ngalamunin apa?”Ujar Yanti.
”Nggak aku nggak ngalamunin sesuatu.”Jawab Nay dengan nada rendah.
”Alah…..kamu bohong kok muka kamu kelihatan abis nangis?”Kata Sarah yang tak percaya dengan omongan Nay.
Kedua sahabatnya heran.Mereka tau kalau hari ini Nay nampak tak seperti biasa.Nay yang tak bisa memendam tangis itu,kemudian bercerita masalah itu kepadamereka.Yanti dan Sarah merasa sedih sekali melihat sahabatnya begini,mereka hanya bisa berusaha untuk menghibur Nay agar tak memikirkan masalah itu.


Akhir – akhir ini semangat belajar Nay turun dan ia sering dapet nilai ulangan yang kurang memuaskan,sepertinya ia tak punya semangat.Kedua sahabatnya berusaha untuk membangkitkan semangat Nay.
”Nay…kamu jangan seperti ini terus donk! Kamu harus kuat kan kamu belum bilang sama ayah kamu siapa tau ayah kamu bakal diizinin sekolah di Solo.”
Kata Sarah dengan sifatnya yang agak kedewasaan.
Mendengar ucapan Sarah,Nay agak sedikit punya harapan.

Setiba pulang dari sekolah ia berbicara kepada ayahnya.

”Yah…bagaimana soal sekolah itu?”Tanya Nay,

”Lha….memang kamu pengennya sekolah dimana?”Tanya ayah.

”Sebenernya aku ingin sekali sekolah di Solo.”Jawab Nay meskipun berat untuk mengatakan itu.

”Ya….nanti coba ayah pikir – pikir dulu ya…kamu juga tau ibu kamu itu sifatnya kayak apa ya…kamu harap ngerti juga!.”
Jawab ayah Nay berusaha untuk menyakinkan Nay.


Keesokan harinya tiba – tiba ayahnya Nay memberitahu kepada Nay.Sungguh mengejutkan.

”Nay,kamu sekolah disini saja ya…ayah nggak punya uang yang cukup untuk membiayai sekolahmu di Solo,maafkan ayah Nak.”Ujar ayah Nay,
yang seolah – olah ia tak ingin mengatakan itu kepada Nay.
Entah mengapa pikiran ayah jadi berubah ayah yang selama ini dikenal Nay sebagai ayah yang baik hati, menerima apa adanya,orang yang selalu ingin anakknya maju,tapi….kini??ia tak percaya kalau ayahnya melarang Nay untuk bersekolah di Solo.”Ya…sudah yah kalau begitu.”Gumam Nay.Nay yang mulanya menaruh harapan besar pada ayahnya kini harapan itu tlah sirna.


“Gimana Nay apa kata ayahmu?”Tanya Sarah.

”Ternyata ayahku tidak memihakku,awalnya kupikir ayah akan memihak padaku,tapi….ternyata tidak.Aku kecewa.”

Sarah dan Yanti segera mendekati Nay mereka segara memeluk Nay.

”Yang sabar ya Nay,dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan,aku yakin pasti kamu biasa!”Ujar Sarah.

“Oh….ya Nay,kemarin aku habis ditawarin sama pamanku sekolah di Bandung,sekolah disana sekolah faforit gratis lagi,disitu juga ada beasiswanya buat murid yang berprestasi.Siapa tau nanti kamu dapet! Kalau mau kamu bisa tuch sekolah disitu.sambil kerja juga nggak apa – apa Nay,ya….lumayan lah…buat biaya sekolah kamu tambahan ung jajan”Kata Yanti.

”Yang bener….!”Jawab Nay,

”Iya….aku nggak bohong suwerr kewer – kewer!”Ujar Yanti menyakinkan Nay.
Nay akhirnya agak sedikit lega mendapat kabar itu dari Yanti.

”Nay….tapi ada syaratnya.”Ujar Yanti.

”Apa syaratnya!”kata Nay bersemangat.

”Syaratnya mulai hari ini kamu nggak boleh sedih lagi dan pokoknya kamu harus bersemangat untuk belajar,setuju!”Kata Yanti.

”Ok aku setuju!”

Nampak sekali di wajah mereka yang gembira akan kebahagiaan Nay.Nay setuju dengan syarat itu ia tak akan bersedih lagi gara – gara masalah itu dan ia juga berjanji kalau nilai Ujian dia harus bagus.


Dua bulan kemudian setelah Nay menghadapi Ujian dan ia lulus dengan hasil yang dijanjikannya.Akhinya Nay mengambil keputusan untuk meneruskan study nya ke Bandung tempat yang pernah diceritakan oleh Yanti.Nay pergi ke Bandung ia hanya meninggalkan sepucuk surat untuk keluarga Nay.
Maaf Yah,Bu aku pergi ke Bandung tidak izin sama Ayah dan Ibu,Yah,Bu aku pergi ke Bandung hanya ingin mmengejar cita – citaku untuk menjadi seoran dokter.Kuharap Ayah dan Ibu merestuiku semoga nantinya aku disana dapat menggapai cita – citaku.Salam Nay.Kurang lebihnya itu isi surat dari Nay.


Nay disana akrab dipanggil sebagai senior karena dengan prestasi yang diraih Nay,ia disana banyak dikenal orang,banyak guru – guru yang suka padanya bukan guru – guru saja yang menyukainya bahkan teman – teman di sekolah juga suka padanya dengan sifatnya yang baik hati ia juga dapat mendamaikan suasana. Selama ini Nay memang tak pernah lagi berhubungan dengan keluarganya,dulu ia sempat mengirim surat serta uang untuk keluarga Nay,namun setelah itu tak ada kabar sama sekali tentang keluarganya.

Setelah ia lulus dari sekolah itu Nay mengambil jurusan kedokteran.8 tahun kemudian ia akan diwisuda.
pada saat ia diwisuda,ia merasa bahagia…di tengah – tengah kebahagiaannya tiba – tiba kabar tak mengenakkan datang dari dari kampung halamannya ia mendapat kabar bahwa
ibunya sedang sakit keras maka dari itu ia harus cepat – cepat pulang.


Sesampai dirumah ia melihat ibunya sudah terbaring di atas kasur itu.”Bu…maafkan Nay,Nay tau kesalahan Nay sangat besar dan tak bisa untuk dimaafkan.”Ujar Nay kepada ibunya.”Kamu nggak salah Nak,ibu yang salah seharusnya ibu tak melarangmu untuk bersekolah di Solo.dan maafkan ibu Nak,gara – gara ibu kamu menderita kamu harus membiayai hidupmu sendiri,maafkan ibu Nak.”Kata ibu meneteskan air matanya ke tangan Nay.Kemudian Nay keluar dari kamar ibu,tak lama kemudian.Innalillahi wainna lillahi rojiun,ibu Nay meninggal.Nay tak bisa menahan tangisnya melihat ibunya kini telah kembali kepangkuan Sang Khaliq.



Dari cerpen tersebut dapat kita ambil hikmahnya bahwa” Apabila kita telah meraih sesuatu,dan itu berhasil maka keberhasilanmu itu jangan kau jadikan sebagai kemenangan dan merayakannya denga pesta dan kesenangan yang berlebih – lebihan,karena sesungguhnya di bawah sana masih banyak orang yang menderita,susah,kelaparan,sensara,dan sebagainya.

Rabu, 24 Februari 2010

LEBARAN DI ATAS KUBURAN

Inayah atau biasa dipanggil dengan Nay adalah seorang gadis yang masih duduk dibangku SMP kelas 3,yang sebentar lagi akan menghadapi Ujian.Maka dari itu ia belajar mati – matian agar mendapatkan nilai Ujian yang memuaskan,begitu pula dengan kedua sahabatnya,Sarah dan Yanti,merekapun juga tak mau ketinggalan sampai – sampai mereka tak mau membuang – buang waktu untuk hal yang tak penting.
Seperti biasa saat jam istirahat,mereka selalu pergi ke taman untuk belajar bersama – sama,di tengah – tangah ketika mereka sedang belajar Yanti menanyakan tentang sesuatu.“Sar…abis ini kamu mau nerusin kemana?”Tanya Yanti.”Aku bakal nerusin di Yogja,soalnya orang tuaku ngebet banget aku sekolh disana,aku tau masuk di sekolahan itu bukanlah hal yang mudah bagiku,ya….kalian tau sendiri kan aku itu kayak gimana,aku nggak sePINTER dan seCERDAS Inayah,ya…tapi aku juga nggak begok – begok amat sich…hehe…hehe”gumam Sarah tertawa ngikik.”Kalau kamu Nay,kamu pengen nerusin dimana?”Tanya Yanti.”Aku nggak tau ya…pengennya sich aku sekolah di Solo,tapi….aku belum izin sama orang tua aku.”ujar Nay.”Nah…kalau kamu sendiri Yan?”Ujar Nay dan Sarah serentak.”Em…kalau aku….rencananya sich pengen disekolahin di Surabaya sekolah yang faforit itu,ya…meskipun aku tau aku bukan anak orang yang berada aku hanyalah anak seorang tukang sopir Bajaj,tetapi kedua orang tuaku selalu memberikan aku terbaik dari yang terbaik,aku bangga sama orang tuaku,he…hehe.”kata Yanti.”Hehe…hehe kita juga bangga.”Kata Nay dan Sarah yang khas dengan ejekannya.”Eh…kok malah becanda bukannya belajar.”gumam Yanti.”Ye…yang mulai duluan kan kamu?kok malah kita yang disalahin.Ya nggak Nay!”kata Sarah.”Iya…”jawab Nay yang khas dengan senyumnya.

Mereka kemudian meneruskan belajar mereka,hingga akhirnya bel pun berbunyi dan mereka masuk ke ruang kelas dan mengikuti pelajaran yang diberikan Bapak dan Ibu guru.Tet….Tet…Tet…Bel pun berbunyi 3 kali dan itu saatnya utuk berpisah dengan teman – teman dan Bapak Ibu guru.Seperti biasa mereka selalu pulang sekolah bersama – sama,karena rumah mereka tak cukup jauh,ya…bias dibilang satu komplek lah,,,!
Setibanya pulang sekolah Nay langsung ganti baju dan segera ia membantu ibunya di dapur untuk menyiapkan makan siang.Masakanpun kini siap untuk dihidangkan dan dinikmati,Kalau biasanya mereka makan siang tanpa ditemani ayah,tetapi kali ini tidak,karena hari ini ayahnya pulang agak cepat.”Ouhgt….ayah lapar sekali,Ehm…wah siapa yang masak nie…kok baunya sedap sekali kelihatannya enak!,untung hari ini ayah pulang cepet,jadi bias makan siang di rumah.”Ujar ayah Nay.”Ibu yang masak yah!”Gumam Nay.Ketika ayah ingin melahap makanannya tiba – tiba Nay,”Eit….jangan dulu yah baca do’a dulu sebelum makan!”Lalu mereka berdo’a bersama – sama kemudian menyantap makanan itu.
Hari mulai malam menatap bintang – bintang yang menampakkan dirinya dengan sinarnya seolah – olah tersenyum.”Ah…seandainya aku dapat ke langit,kan kupetik bintang disana untuk menerangi malamku yang saat aku sedang sepi.”Ujar Nay.Entah,difikiran Nay terlintas obrolan yang dibicaraakan Yanti tadi siang tentang sekolah,entah mengapa ia merasa sedih kalau ingat obrolan tadi siang itu.dalam benak Nay ia berfikir,”Ya… Allah…apakah mungkin nanti aku biasa bersekolah ditempat yang aku idam – idamkan dari dulu.Solo…..
kurasa tak mungkin ayahku harus membiayai kakak,dan adikku yang sebentar lagi akan masuk TK akh….entahlah…”keluh Nay.Nay pun kemudian tertidur,ia tidur diranjang yang ia beli sendiri dari hasil tabungannya.
Keesokan harinya,Nay dan ayah sudah duduk di meja makan mereka menanti kakak dan adiknya untuk makan bersama.”Yah,abis ini aku mau disekolahin kemana?”Tanya Nay.Entah,apa yang ada dipikiran Nay,tiba – tiba kata – kata itu keluar dari mulut Nay.”Upps…..!”Nay yang seolah – olah tak tau apa yang diomongkannya barusan.Belum sempat ayahnya menjawab tiba – tiba ibu Nay yang keluar dari dapur mengatakan,”Alah kamu nanti sekolah disini saja,jangan yang jauh – jauh,biayanya mahal jangan bikin orang tua susah!”.Ibu Nay memang sifatnya begitu ia selalu berbelit – belit dalam hal untuk masa depan anaknya sendiri,padahal seharusnya ia mampu menyekolahkan anaknya di sekolah yang lebih baik.”Ibu jangan bicara seperti itu.”Bentak ayah. Nay hanya bias diam dan menahan amarahnya ketika mendengarkan nasehat ibunya ia tak tau harus bagaimana.”Sebenarnya kamu pengen sekolah dimana?”Tanya ayah.”Tidak yah tidak.”Jawab Nay yang tak bisa menahan sedihnya.”Lho…katanya tadi kamu pengen bicara masalah ini kok sekarang nggak jadi.”gumam ayah.Belum sempat Nay menjawab pertanyaan ayahnya tapi Nay sudah berpamitan untuk berangkat sekolah.”maaf yah aku harus berangkat sekolah sekarang takut telat.”Ujar Nay.

Kali ini Nay berangkat tidak dengan kedua sahatnya melainkan ia berangkat sendirian,Nay berangkat sekolah dengan hati yang gundah dan gelisah.Sesampainya ia tiba di sekolah ia tampak tak seperti biasanya ia murung sekali karena masalah yang tadi pagi,masih ia pikirkan.”Ya…Allah mengapa ibu melarangku untuk brsekolah di Solo?apa ibu tak sayang padaku?apa salahku?padahal aku sekolah disana Cuma ingin mengejar cita – citaku untuk menjadi dokter.Aku sebenarnya iri sama Sarah dan Yanti,mereka selalu diberikan ayah dan ibu mereka yang terbaik untuknya,tapi aku???padahal Yanti berasal dari keluarga yang kurang mampu,tapi orang tua mereka selalu memberikan Yanti terbaik dari yang baik.Sarah,dia memang berasal dari keluarga yang kaya tapi Sarah tak sepintar diantara teman – teman sekelasku,tapi….dia bisa bersekolah di sekolah faforit.Sedangkan aku???”Keluh Nay dan sedikit demi sedikit air matanya keluar menetesi tangannya.Tiba- tiba kedua sahabatnya dating dari arah belakang.”Dorrr……..!”Yanti dan Sarah serentak mengagetkan Nay,Nay kemudian mengusap air matanya ia tak ingin kedua sahabatnya tau kalau ia abis nangis.”Nah ketahuan…ayo lagi ngalamunin apa?”Ujar Yanti.”Nggak aku nggak ngalamunin sesuatu.”Jawab Nay dengan nada lembut.”Alah…..kamu bohong kok muka kamu kelihatan abis nangis?”Kata Sarah yang tak percaya dengan omongan Nay.Kedua sahabatnya heran.Mereka tau kalau hari ini Nay nampak tak seperti biasa.Nay yang tak bisa memendam tangis itu,kemudian bercerita masalah itu kepada kedua sahabatnya.Yanti dan Sarah merasa sedih sekali melihat sahabatnya begini,mereka hanya bisa berusaha untuk menghibur Nay agar tak memikirkan masalah itu.
Tapi…akhir – akhir ini semangat belajar Nay turun dan ia sering dapet nilai ulangan yang kurang memuaskan,sepertinya ia tak punya harapan lagi.Kedua sahabatnya berusaha untuk membangkitkan semangat Nay.”Nay…kamu jangan seperti ini terus donk! Kamu harus kuat kan kamu belum bilang sama ayah kamu siapa tau kalu kamu dah bilang sama ayah kamu,kau bakal diizinin sekolah di Solo.”Kata Sarah dengan sifatnya yang agak kedewasaan.Mendengar ucapan Sarah,Nay agak sedikit punya harapan.

Setiba pulang dari sekolah ia berbicara kepada ayahnya.”Yah…bagaimana soal sekolah itu?”Tanya Nay,”Lha….memang kamu pengennya sekolah dimana?”Tanya ayah.”Sebenernya aku ingin sekali sekolah di Solo.”Jawab Nay meskipun berat untuk mengatakan itu.”Ya….nanti coba ayah pikir – pikir dulu ya…kamu juga tau ibu kamu itu sifatnya kayak apa ya…kamu harap ngerti juga!.”Jawab ayah Nay berusaha untuk menyakinkan Nay.
Keesokan harinya tiba – tiba ayahnya Nay memberitahu kepada Nay.Sungguh mengejutkan.”Nay,kamu sekolah disini saja ya…ayah yang punya uang yang cukup untuk membiayai sekolahmu di Solo,maafkan bapak Nak.”Ujar ayah Nay,yang seolah – olah ia tak ingin mengatakan itu kepada Nay.Entah mengapa pikiran ayah jadi berubah ayah yang selama ini iya dikenal Nay sebagai orang yang baik hati, menerima apa adanya,orang yang selalu ingin anakknya maju,tapi….kini??ia tak percaya kalau ayahnya melarang Nay untuk bersekolah di Solo.”Ya…sudah yah kalau begitu.”Gumam Nay.Nay yang mulanya menaruh harapan besar pada ayahnya kini harapan itu tlah sirna.

“Gimana Nay apa kata ayahmu?”Tanya Sarah.”Ternyata ayahku tidak memihakku,awalnya kupikir ayah akan memihak padaku,tapi….ternyata tidak.Aku kecewa.”Sarah dan Yanti segera mendekati Nay mereka mengelus – elus bahu Nay dan kemudian memeluknya.”Yang sabar ya Nay,dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan,aku yakin pasti kamu biasa!”Ujar Sarah.
“Oh….ya Nay,kemarin aku habis ditawarin sama pamanku sekolah di Bandung,sekolah disana sekolah faforit gratis lagi,disitu juga ada beasiswanya buat murid yang berprestasi.Siapa tau nanti kamu dapet! Kalau mau kamu bisa tuch sekolah disitu.sambil kerja juga nggak apa – apa Nay,ya….lumayan lah…buat biaya sekolah kamu #tambahan ung jajan”Kata Yanti.”Yang bener….!”Jawab Nay,”Iya….aku nggak bohong suwerr kewer – kewer!”Ujar Yanti menyakinkan Nay.Nay akhirnya agak sedikit lega mendapat kabar itu dari Yanti.”Nay….tapi ada syaratnya.”Ujar Yanti.”Apa syaratnya!”kata Nay bersemangat.”Syaratnya mulai hari ini kamu nggak boleh sedih lagi dan pokoknya kamu harus bersemangat untuk belajar,setuju!”Kata Yanti.”Ok aku setuju!”nampak sekali di wajah mereka yang gembira akan kebahagiaan Nay.Nay setuju dengan syarat itu ia tak akan bersedih lagi gara – gara masalah itu dan ia juga berjanji kalau nilai Ujian dia harus bagus.

Dua bulan kemudian setelah Nay menghadapi Ujian dan ia lulus dengan hasil yang dijanjikannya.Akhinya Nay mengambil keputusan untuk meneruskan study nya ke Bandung tempat yang pernah diceritakan oleh Yanti.Nay pergi ke Bandng ia hanya meninggalkan sepucuk surat untuk keluarga Nay.Maaf Yah,Bu aku pergi ke Bandung tidak izin sama Ayah dan Ibu,Yah,Bu aku pergi ke Bandung hanya ingin mmengejar cita – citaku untuk menjadi seoran dokter.Kuharap Ayah dan Ibu merestuiku semoga nantinya aku disana dapat menggapai cita – citaku.Salam Nay.Kurang lebihnya itu isi surat dari Nay.
Nay disana akrab dipanggil sebagai senior karena dengan prestasi yang diraih Nay,ia disana banyak dikenal orang,banyak guru – guru yang suka padanya bukan guru – guru saja yang menyukainya bahkan teman – teman di sekolah juga suka padanya dengan sifatnya yang baik hati ia juga dapat mendamaikan suasana. Selama ini Nay memang tak pernah lagi berhubungan dengan keluarganya,dulu ia sempat mengirim surat serta uang untuk keluarga Nay,namun setelah itu tak ada kabar sama sekali tentang keluarganya.

Setelah ia luus dari sekolah itu Nay mengambil jurusan kedokteran.8 tahun kemudian ia akan diwisuda.
pada saat ia diwisuda,ia merasa bahagia…di tengah – tengah kebahagiaannya tiba – tiba kabar tak mengenakkan datang dari dari kampung halamannya ia mendapat kabar bahwa ibunya sedang sakit keras maka dari itu ia harus cepat – cepat pulang.
Sesampai dirumah ia melihat ibunya sudah terbaring di atas kasur itu.”Bu…maafkan Nay,Nay tau kesalahan Nay sangat besar dan tak bisa untuk dimaafkan.”Ujar Nay kepada ibunya.”Kamu nggak salah Nak,ibu yang salah seharusnya ibu tak melarangmu untuk bersekolah di Solo.dan maafkan ibu Nak,gara – gara ibu kamu menderita kamu harus membiayai hidupmu sendiri,maafkan ibu Nak.”Kata ibu meneteskan air matanya ke tangan Nay.Kemudian Nay keluar dari kamar ibu,tak lama kemudian.Innalillahi wainna lillahi rojiun,ibu Nay meninggal.Nay tak bisa menahan tangisnya melihat ibunya kini telah kembali kepangkuan Sang Khaliq.



Dari cerpen tersebut dapat kita ambil hikmahnya bahwa” Apabila kita telah meraih sesuatu,dan itu berhasil maka keberhasilanmu itu jangan kau jadikan sebagai kemenangan dan merayakannya denga pesta dan kesenangan yang berlebih – lebihan,karena sesungguhnya di bawah sana masih banyak orang yang menderita,susah,kelaparan,sensara,dan sebagainya.

SEMANGAT BARU

Huay....kanca - kanca yuk....qita bangkitkan semangat kita untuk berjuang menhadapi....Ujian.Pintu sudah di depan mata.
Cahyooo....tetap semangat yae....